MENGAJAR DAN MENDIDIK ADALAH TUGAS UTAMA
GURU
Oleh : Ardian
Prasetiyo
Mahasiswa Universitas
Kanjuruhan
ABSTRAK
Guru tidak
hanya mengajar tapi juga harus mampu mendidik. Mengajar dan Mendidik merupakan
suatu tugas utama guru untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang
mendukung dan memungkingkan untuk berlangsungnya proses belajar serta sebagai
usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaannya. Oleh karena itu
mengajar dan mendidik adalah penyampaian pengetahuan pada anak didik dan
pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik.
Kata kunci : mengajar, mendidik
Teachers not only teach but also be able to educate. Teaching and Educating teachers is a major task to create the conditions or the system environment that supports and
allows for going learning process as
well as an attempt to usher students toward maturity. Therefore,
it is the delivery of teaching and educating students on the knowledge and personal development, mental and moral attitude of the students.
Key words: teach, educate
Setiap guru, dan
juga setiap dosen tidak hanya mengajar pada waktu ia berdiri di depan kelas,
tetapi ia juga harus mampu mendidik. Jadi di samping membimbing para siswa
untuk menguasai sejumlah pengetahuan dan ketrampilan (mengajar), seyogyanya
guru juga membimbing siswa-siswanya mengembangkan segenap potensi yang ada
dalam diri mereka (mendidik)
Sebagian besar orang belum mengerti apa artinya
mengajar dan mendidik. Banyak yang berpendapat bahwa keduanya mempunyai arti
yang sama padahal keduanya mempunyai perbedaan yang sangat luas serta faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi proses mengajar dan mendidik. Selanjutnya
marilah kita bahas arti mangajar dan mendidik, perbedaan mengajar dan mendidik,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya.
·
Tugas
Guru
Tugas utama guru
adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan
siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan
pesikomotorik dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif melalui
partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk
kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif
yang pada akirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan
penghidupanya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud guru harus bisa
mengajar dan mendidik siswa dengan baik dan benar sehingga siswa terhindar dari rasa bosan dan
tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
·
Pengertian
Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk
menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar di katakana milik siswa,
maka mengajar sebagai kegiatan guru. Definisi lain mengatakan bahwa mengajar
adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti
tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai
pengetahuan.
Menurut Prof Drs. S. Nasution, MA (2006; 56-57)
mengajar ada yang bersifat teacher centered dan ada pupil centered. Tipe
teacher centered bisa diberi batasan sebagai mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada anak-anak. Secara global mengajar bias di bedakan menjadi dua
yakni :
Ø
Mengajar menurut faham lama :
Guru senantiasa aktif menyampaikan
dan memompakan informasi / fakta-fakta agar di kuasai siswa dan siswa sendiri
hanya menerima / pasif.
Ø
Mengajar menurut faham baru :
Guru sebagai pengelola, pengatur,
peracik, lingkungan berupa metode yang ia gunakan dan siswa dituntut harus
aktif.
·
Pengertian
Mendidik
Berbicara tentang pengertian mengajar kalau dilihat
esensinya dalam proses belajar mengajar, sudah menyangkut kegiatan mendidik,
dalam artian untuk mengantarkan anak kepada tingkat kedewasaannya. Pengertian mendidik menurut Abdul, Hadis.
(2006; 14-15) Mendidik dapat diartikan sebagai usaha untuk mengantarkan anak
didik kearah kedewasaannya baik secara jasmani maupun rohani. Seorang pendidik
mempunyai fungsi untuk merumuskan tujuan pendidikan, menciptakan situasi dan
kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar,
memfasilitasi peserta didik untuk mendapatkan materi pendidikan, serta
menyelenggarakan proses pendidikan. Oleh karena itu mendidik dikatakan sebagai
upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. Dibanding dengan
pengertian mengajar maka pengertian mendidik itu lebih dasar, karena mendidik
tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi
juga transfer of values.
Berkaitan dengan soal pembentukan
kepribadian anak didik, mendidik juga harus merupakan usaha memberikan tuntutan
kepada anak didik untuk dapat berdiri sendiri dengan norma-norma kemanusiaan
yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Itulah maka mendidik harus merupakan usaha untuk
memberikan motivasi kepada anak didik agar dalam diri anak didik lahir dan
tertanam sikap yang baik.
Yang terpenting bagi kita sekarang adalah memahami
bahwa setiap orang yang berusaha mendidik anak-anak dilakukan dengan
mengajarkan sesuatu perbuatan, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya kepada
anak didiknya dengan tujuan demi kepentingan dan kebutuhan anak didik.
·
Perbedaan
Antara Mengajar dan Mendidik
Kalau dilihat dari segi asal katanya, keduanya memiliki
arti yang sedikit berbeda “Mengajar” : memberi pelajaran, misalnya memberi
pelajaran matematika, bahasa, sejarah dengan tujuan agar siswa yang diajarkan
itu mengetahui dan faham tentang bahan yang diajarkan tadi, sedangkan
“Mendidik” : memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan fikiran.
Jadi, mengajar lebih cenderung mengandung makna, yaitu
aktifitas mentranfer pengetahuan atau IPTEK yang dimiliki oleh guru kepada
peserta didik agar peserta mengetahui, memahami dan menguasai IPTEK sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan mendidik ialah aktifitas mentransfer
nilai norma, adapt istiadat dan etika kepada anak didik agar mereka menjadi
manusia yang mematuhi nilai, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat,
sehingga menjadi peserta didik yang berpengetahuan dan memiliki sikap dan
perilaku yang baik. Akan tetapi pada hakekatnya antara mengajar dan mendidik
itu tidak ada perbedaan yang tegas karena keduanya tidak dapat
dipisah-pisahkan, siapa yang mengajar ia juga mendidik dan siapa yang hendak
mendidik hendaknya juga harus mengajar.
·
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Proses Mengajar dan Mendidik
Masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah
yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama
lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi
belajar mengajar, terdapat dua faktor yang sangat menentukan, yaitu faktor guru
sebagai obyek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai obyek pembelajaran.
Namun pengaruh berbagai faktor lain tidak diabaikan, misalnya faktor media dan
instrument pembelajaran, fasilitas, insfrastruktur sekolah, sistem pembelajaran
dan evaluasi, kurikulum, metode dan strategi pembelajaran dll.
Kesemua faktor-faktor di luar faktor guru dan peserta
didik tersebut berkontribusi berarti dalam meningkatkan kualitas dan hasil
interaksi belajar mengajar di kelas dan di tempat belajar lainya.
Faktor instrumen atau peralatan pembelajaran juga
memegang peranan penting dalam membantu guru dan peserta didik dalam melakukan
proses belajar mengajar di kelas seperti laboratorium IPA, slide, papan tulis,
LCD dll.
Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di
suatu sekolah atau lembaga pendidikan juga memberikan sumbangan yang besar
dalam membantu memfasilitasi guru dan peserta didik di kelas atau di tempat
belajar lainya dalam mensukseskan kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya
fasilitas, proses interaksi belajar mengajar kurang dapat berjalan maksimal dan
optimal. Misalnya contoh kecil dengan jumlah kursi yang terbatas sedang peserta
didik berjumlah lebih, maka hal tersebut akan dapat mengganggu kelancaran
proses belajar karena peserta didik lainya akan dapat mengganggu teman kelasnya
di dalam belajar.
Infrastruktur suatu sekolah atau lembaga pendidikan
yang kurang memadai dan memenuhi syarat, juga mempengaruhi interaksi belajar
mengajar di suatu sekolah. Jika sekolah memiliki gedung yang tidak memadai
dengan jumlah peserta didik maka daya tampung suatu kelas akan melebihi
semestinya, akibatnya tidak akan bisa berjalan dengan maksimal dan optimal. Dan
yang paling parah jika suatu sekolah memiliki gedung akan tetapi atapnya bocor
maka para siswa dan guru tidak akan bisa merasa nyaman dalam proses belajar
mengajar.
Faktor kurikulum juga memegang peranan penting dalam
memperlancar interaksi belajar mengajar. Menurut Mikarsa, Hera ( 2008; 22-23) Kurikulum
yang tersusun sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan mental peserta didik,
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman akan lebih mendukung pencapaian interaksi
belajar mengajar yang optimal dan maksimal, sehingga keluaran suatu lembaga
pendidikan akan lebih berkualitas.
Sardiman, (2003;
4-5) mengatakan bahwa Faktor metode dan strategi serta pendekatan yang
digunakan oleh guru, juga mempengaruhi kelancaran dan kesuksesan interaksi
belajar di kelas. Guru yang menerapkan metode dan strategi , dan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan dan perbedaan individual
peserta didik akan dapat memperlancar dan mensukseskan interaksi belajar mengajar
di kelas. Adapun metode dan strategi belajar mengajar yang dapat digunakan oleh
guru sebagai pengajar dan pendidik dalam membelajarkan peserta di kelas atau di
tempat belajar lainya ialah metode mengajar ceramah dan Tanya jawab, ceramah
dan diskusi, ceramah dan kelompok, ceramah dan pemberian tugas, ceramah dan
eksperimen.
Sistem managemen sekolah juga berpengaruh terhadap
keberhasilan proses dan hasil interaksi belajar mengajar di kelas. Suatu
sekolah yang menerapkan managemen terbuka dan transparan akan lebih berpeluang
sukses dalam mengelola system pembelajaran secra professional melalui interaksi
belajar mengajar di kelas dari pada dengan sekolah yang menerapkan menagemen
tertutup.
Sistem evaluasi proses dan hasil pembelajaran juga
menetukan interaksi belajar di kelas. Guru yang menerapkan sistem evaluasi
dengan pendekatan PAP (Penilaian Acuan Patokan) dan penilaian yang menekankan
pada proses dan hasil dengan menggunakan format penilaian fortofolio berbasis
konstruktivistik akan meningkatkan intensitas interaksi belajar mengajar di
kelas karena peserta didik dituntut oleh suatu target kelulusan yang diterapkan
oleh guru. Selain itu guru akan memotivasi maksimal dan optimal para peserta
didik untuk belajar keras dan intensif, karena penilaian ditekankan kepada
proses dan hasil pembelajaran.
Penutup
Pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan peserta didik
agar dapat berperan penting dalam kehidupannya dimasa yang akan datang. Untuk
dapat mengajar dengan baik diperlukan sikap tertentu gemar mencari pengetahuan
baru dan senang berbagi pengetahuan dengan orang lain. Orang yang mudah merasa
puas dengan pengetahuan yang telah dimilikinya tidak akan dapat menjadi
pengajar yang baik. Sikap membimbing yang dipenuhi oleh rasa ikhlas, sepi dari
rasa ingin dikagumi, akan mungkin bagi guru untuk meningkatkan kegiatan
pelayanannya ke taraf professional yang paling tinggi, yakni mendidik. Hanya
dengan sikap seperti ini akan lahir tindakan mendidik yang jujur dan lurus yang
tidak membingungkan, menakutkan dan tidak pula menyesatkan.
Kajian Pustaka
Abdul, Hadis, 2006. Psikologi Dalam
Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Prof Drs. S. Nasution, Mengajar
Dengan Sukses. Jakarta : Bumi Aksara.
Sardiman, AM. 2003. Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mikarsa, Hera Lestari dkk. 2008. Pendidikan Anak di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.